Selasa, 23 April 2013

60 SECOND [CHAPTER 5]


Title                 : 60 second
Author            : Shinjae
 Main Cast      :  JiSeok (Chanyeol), ShinJae, Ricky.
Other Cast      :  Park Jung soo as Shin Jae’s father, Siwon, Kris.
Genre              : Mistery,Fantasy
Leght               : Chapter



Shin jae teringat sesuatu, “ayo kita kembali ke terowongan sebelah kanan ini.”
“kan kau tahu noona, disana jalan buntu.”
“aku rasa ada tuas atau tombol ya atau semacamnya yang bisa membuka jalan rahasia. Sama seperti ruangan Siwon ahjussi.”
Akhirnya mereka memasuki terowongan itu lagi, batre senter mereka menipis, sekarang hanya senter Ricky yang dinyalakan. Hal ini agar lebih menghemat. “rick kau di depan, sial sambungan kita masih saja terputus.” Ricky berjalan duluan dengan sangat teliti dia menyinari setiap dinding terowongan itu, benda yang ia cari tuas atau tombol. “noona, kau benar! Itu tuas yang kau maksud.” Katanya sambil menyinari tuas yang dia maksud. Keduanya mendekati tuas itu dan berusaha mengesernya ke arah bawah. “keras sekali. Kita coba sekali lagi noona. Bersama! Ayo! Eeerrrr.” Perlahan tuasnya tergeser seiring pergeseran tuas langit-langit terowongan terbuka sedikit demi sedikit memancarkan sinar matahari yang masuk ke dalam. “sekarang, bagaimana kita bisa mencapai lubung itu. Kenapa dia membuat rumah serumit ini.” Shin Jae mengeluh. “jika dia membuat rumah tidak rumit buat apa rumah ini dijadikan markas sekaligus tempat bersembunyi atau bahkan membuat suatu penemuan rahasia yang bisa membahayakan orang lain. Dan apa guna aku disini dengan membawa tas ransel. Noona kira aku hanya membawa makanan? Aku membawa tangga tali. Noona santai saja, aku pintar memanjat.” Ricky mulai mengeluarkan tangga talinya lalu mencoba mencari pijakan agar dia bisa naik ke atas. Senyumnya mengembang. “noona, kau bisa naik tanpa bantuan tali yang aku bawa. Disini ada tangga besi menuju keatas.” “kita selamat!.”
***

“sial! Kenapa dengan alat ini. Saat genting seperti ini kenapa harus hilang koneksi! Ya!.” Kata Siwon kesal sambil memukul alat deteksinya.
“toktoktok..”
“masuklah..” kata Siwon menyimpan alat deteksinya.
Tanpa disangka yang masuk adalah Kris. “annyeong hyung, bisakah aku menganggumu? Aku rasa kau tidak sedang sibuk.”
Dengan berlagak cool untuk menutupi rasa kagetnya Siwon mempersilakan Kris duduk.
“ada urusan apa kau menemuiku?.”
“aku rasa kau sudah tau hyung.” Kata Kris lalu bangun dari duduknya mendekati jendela ruangan Siwon yang langsung menghadap ke lapangan sepak bola.
Siwon melirik jam dinding, jam 10 dan ini kemujuran kedua detective bajakan itu. “aku masih tidak mengerti.” Kata Siwon santai sambil membuka berkas-berkas. Matanya terbelalak melihat berkas yang ia baca. “apa ini? Apa kau yang membawanya Kris?.”
Kris menatap kearah Siwon dan tertawa mengejek. “hyung, apa kau dari tadi tidak melihat berkas-berkas ini? Bagaimana menurutmu? Kau ikut denganku apa tidak? Ini akan menjadi proyek yang besar dan sukses. Kita akan menjual hasilnya ke Amerika. Ini pasti sangat menguntungkan.”
“tapi buat apa kau membuat ini? Kaki kelinci? Dengan bahan peledak yang sangat tinggi mau kau jadikan apa?.”
“baiklah akan aku jelaskan. Kaki kelinci, itu adalah nama alat ini. Aku sedang kekurangan dana.”
“jadi kau menyuruhku untuk  ikut menanam modal atas penemuanmu? Alat apa ini? Apa kegunaanya?.”
“kau baca sajalah Hyung. Aku mau pulang dulu.” Kata Kris.
“ini bisa berbahaya jika ia pulang.” Pikir Siwon. “tidak bisakah kau menjelaskannya sekarang? Kurasa ini lumayan juga. Duduklah disini dan aku akan menyiapkan teh.”
Dengan ragu Kris mengiyakan perkataan Siwon.
***

“rumah ini memang luar biasa, interiornya juga.”
“noona ini bukan saatnya kau mengagumi keindahan rumah ini. Fokuslah, kita sekarang mencari hyungku.”
“ah iya maaf, eh.” Kata Shin Jae menarik Ricky merapat ke tembok.
Dikejauhan terlihat 4 orang anak yang sangat di kenal oleh Shin Jae.
“bukankah 4 orang itu Baro, Sungjae, Henry dan Chunji. Mereka yang selama ini dinyatakan hilang. Jadi mereka disini?.”
Ricky hanya mengenali hyungnya Chunji, “itu Chunji hyung. Dia seniorku di group fisika. Sedang apa dia dan 3 orang lainnya. Apa kau tahu noona?.”
“aku juga tidak tau, mereka bergerak. Kita ikuti, siapa tau kita bisa menemukan Yeol.”
Dengan jalan berjingkrak keduanya mengikuti dengan sangat hati-hati, dan sampailah mereka di depan sebuah ruangan yang baru saja dimasuki oleh ke empat anak tadi.  Terlihat seperti sebuah laboratorium sederhana. Hendel pintu itu coba diputar oleh Ricky agar bisa melihat apa yang terjadi di dalam. Matanya langsung terbelalak.
“hey, apa yang kau lihat Rick?.” Kata Shin Jae mendekat dan ikut melihat. “wah! Luar biasa!.”
Apa yang dilihat keduanya? Berhasilkah Siwon melengulur waktu Kris? Lihat di chapter selanjutnya.

Kamis, 18 April 2013

UN DI TUNDA (LAGI)

UN di tunda lagi? ya, siswa NTB atau bahkan di 11 provinsi yang UNnya di tunda yang seharusnya senin, 15 April 2013. Di tunda menjadi hari Kamis, 18 April 2013. Setelah datang ke sekolah, siswa di salah satu SMA di Mataram di pulangkan kembali karena hal yang sama, di tunda!. UN yang seharusnya dilaksanakan pagi ini jadi molor lagi pukul 1 siang nanti. kecewa? ya tentu saja kecewa. Tapi, insyallah dari semua kejadian pagi ini ada hikmah. ambil saja contohnya, waktu belajar kita jadi lebih panjang dan masih ada lagi hikmah setelahnya ya walaupun belum terlihat jelas. apa pemerintah tidak berkaca? buat apa murid di bebankan 20 soal yang bervariasi? maaf saya harus frontal. ini sebagian dari opini saya sebagai pelajar tahun ajaran 2012/2013. akankah Pemerintah sudah jujur? 20 paket bervariasi dan bercode ini bertujuan agar siswa tidak bisa mencotek atau bisa dikatakan jujur dalam menjawab soalnya. namun, jika kita lihat dan telisik lebih dalam Pemerintah belum bisa dikatakan jujur juga. korupsi? dalam mencetak soal saja ini sudah terlihat. miris memang. kenapa tahun ini kelulusan siswa harus di persulit? jadi beginilah, soal yang di kirim terlambat, LJUN yang terlalu tipis padahal itu akan di periksa oleh komputer. semoga saja siswa NTB dan kepada seluruh siswa di Indonesia LULUS UN 100%. amin~ Keyakinan selalu ada~

Senin, 15 April 2013

60 SECOND [CHAPTER 4]


Title                 : 60 second
Author            : Shinjae
 Main Cast      :  JiSeok (Chanyeol), ShinJae, Ricky.
Other Cast      :  Park Jung soo as Shin Jae’s father, Siwon, Kris.
Genre              : Mistery,Fantasy
Leght               : Chapter



“bisa diperkirakan dari saat aku menelfon Shin Jae ini sudah pagi. Mungkin sekitar jam 8. Sial. Tidak ada jalan keluar kecuali pintu besar itu. Andai saja aku punya kuncinya. Mereka masih punya hati juga. Tapi makanan ini sama sekali kurang banyak. Aku lapar. Shin Jae kau dimana? Tolong aku.” Kata Chanyeol menekuk dan memeluk lututnya sendiri.
Perasaan Shin jae seolah terhubung dengan Chanyeol. Dia merasa ada yang menyebut namanya. Mereka semacam saudara kembar. “kau kenapa noona? Kenapa tiba-tiba berhenti?.”  “tidak Rick, hanya saja aku mendengar seseorang memanggil namaku dan meminta tolong.”
***
Sesampainya Suho dan Kris di sekolah, para guru dan murid memandang aneh keduanya. “kenapa bisa mereka semobil? Sebenarnya mereka ada apa?.” Kata seorang murid bertubuh subur. Layaknya robot yang dikatakan oleh Shin Jae kepada Siwon, Suho berjalan dengan tatapan mata yang kosong di belakang Kris. Siwon hampir lupa dengan kedua anak yang berada di rumah Kris sekarang. Biasanya jam 10 nanti Kris akan pulang ke rumahnya entah ada urusan apa. “ini bisa gawat!.” Katanya lalu menghilang dari tengah kerumunan yang sedang melihat ‘keakraban’ Suho dan Kris.
Ponsel keduanya berbunyi “hay kalian, sudah temukan tempat di sembunyikannya Chanyeol?.”
“mana bisa kami tau! Ahjussi kemana saja. Aku lelah! Rasanya seperti berputar-putar! Kami dimana sekarang?.” Kata Shin Jae marah-marah
“seongsangnim, bagaimana kita tau Chanyeol hyung ada di ruangan mana? Bagaimana kau melacaknya?.” Ricky menambahkan.
“sebentar, dengarkan aku. Waktu kalian tidak banyak. Waktu kalian hanya sampai jam 10 nanti!.”
“mwo!!!wae?.” kata mereka serempak.
“Kris selalu pulang ke rumahnya jam 10 dan kembali ke sekolah tepat jam 11. Sekarang jam 08.30 jadi waktu kalian lumayan. Sekarang dari lokasi kalian, ke kiri lalu jalan terus menuju arah jam 12. Setelah itu ke arah jam 1. Yeol menyimpan alat deteksi yang aku masukkan disakunya waktu aku membawa kalian ke ruangan rahasiaku di balik dinding ya, itu untuk berjaga-jaga. Kalian berdua mengerti.”
“ne! kami sangat mengerti.” Kata Shin Jae
“seongsangnim, tapi kau jangan sampai meninggalkan kami lagi, jika kami salah arah tolong beritahu.”
Setelah mengikuti intruksi dari Siwon keduanya sampai di sebuah persimpangan. Ada yang ke kiri dan kanan. Sialnya saat itu sambungan keduanya dengan Siwon seongsangnim terputus. “kita berpencar saja noona.” “tidak! Ini sangat berbahaya jika kita berpisah, jauh lebih baik jika kita bersama. Menurutmu Rick, kita lewat mana dulu?.”
“sial! Andai aku membawa anjingku. Kita pasti akan cepat menemukan hyung. Yang kanan dulu saja noona.”
Mereka menyusuri terowongan yang sebelah kanan. Sampai diujung sana yang mereka temukan jalan buntu. Selanjutnya mereka keluar lagi dan masuk ke terowongan satunya, disana lebih parah. Sungguh mustahil orang melewati terowongan sebelah kiri karena diujung jalannya itu terputus, sama sekali tak ada celah orang bisa melewatinya apalagi jika membawa seseorang  bersamanya. Mereka kembali lagi sampai di persimpangan. Mereka sudah hampir putus asa. “sekarang jam berapa noona?.”
“sudah jam 09.00. bagaimana ini! Bisa-bisa kita ketahuan Kris seongsangnim.” Kata Shin Jae panik.

Bagaimana kelanjutannya? Apa yang terjadi pada kedua detective jadi-jadian ini? Apakah Kris akan menemukan mereka? Lihat di Chapter selanjutnya.  

NB~ : mian ne postingan kali ini dikit ^^ soalnya lagi gak ada waktu nulisnya. tapi pasti selesai kok. tunggu ya <3 kkkk~

Sabtu, 13 April 2013

60 SECOND [CHAPTER 3]


Title                 : 60 second
Author            : Shinjae
 Main Cast      :  JiSeok (Chanyeol), ShinJae, Ricky.
Other Cast      :  Park Jung soo as Shin Jae’s father, Siwon, Kris.
Genre              : Mistery,Fantasy
Leght               : Chapter



Yeol sampai 3 hari ini masih belum ada kabar. Shin Jae terus berfikir “dimana Yeol sekarang?.” Waktu menunjukan pukul 3 dini hari. Ponsel Shin Jae menyala, ada panggilan masuk dari nomer yang tidak dikenal dengan keadaan setengah sadar Shin Jae mengangkat telefonnya “yeobseo? Nuguseyo?.” Diujung telefon terdengar seperti orang berbisik namun cukup jelas di telinga Shin Jae. “Yeol!! Kau dimana?.” “aku pun tidak tau, tapi aku rasa ini adalah ruang bawah tanah karena baunya lembab. Waktuku tidak banyak. Tolong aku Shin Jae-ah! Hanya kau harapanku bisa keluar dari sini sekarang. Aku menggunakan ponsel Kris seongsangnim. Dia bersama Suho. Tuuuuuttthhh….” Tiba-tiba saja sambungannya terputus. “yeobseo! Yeol! Chanyeol!!! Ya! Terputus! Besok pagi saja. Sekarang sama sekali tak berguna jika aku menyelamatkannya.
***

07.00 AM
“apa semalam aku bermimpi? Tidak. Aku harus membantu Chanyeol! Tapi apa? Aku harus mulai darimana?.” Kata Shin Jae pada bayangannya di cermin.
“drrrttt..” pesan masuk dari Jung soo appa.
“Shin Jae, tolong belikan Appa buah di monic ahjumma ne? hari ini appa mau membuat salad buah. Semoga harimu menyenangkan^^.”
“aish appa, pagi buta begini. Apa aku langsung ke sekolah saja? Ah tapi ini terlalu pagi.”
Shin Jae melenggang keluar dengan santai sampai tiba-tiba langkahnya terhenti. Dia melihat Suho sedang berjalan sendirian. Semalam Yeol bilang Kris bersama Suho.
“annyeong, Suho-ssi ^^ kau mau berangkat sekolah?.”
“oh, Shin Jaessi. Ne. kau kenapa belum berseragam?.”
“ini masih terlalu pagi. Aku mau membeli buah dulu. Kau tidak membawa tasmu?.”
“aku tidak memerlukannya, aku sudah menaruhnya di lockerku.” Suho terlihat agak gugup ketika menjawab. “yasudah ya, aku duluan.” Sambungnya. Melihat gelakat aneh, Shin Jae berusaha mengikuti Suho. Tapi sebelum itu dia pura-pura masuk ke toko buah.
“ahjuma, aku beli apel ini satu saja. Nanti jika appaku datang. Biarkan dia memilih buahnya dan katakana aku lagi sibuk. Ini uangnya. Gamsha~.” Katanya lalu keluar mengikuti Suho sambil memakan buah apel yang di belinya. “gara-gara dia aku belum sarapan. Eh, kenapa dia malah belok kiri. Sebenarnya anak itu mau kemana?.” Naluri detective Shin Jae keluar, walaupun tanpa persiapan yang berarti dia terus saja mengikuti Suho sampai akhirnya ia berhenti di sebuah rumah yang dibangun ala eropa. Terlihat mewah penuh dengan bunga dan semak. “sungguh rumah yang indah. Apa ini rumah Kris seongsangnim?.” Setelah itu Suho tidak keluar lagi, Shin jae terus melihat arlojinya, sudah hampir pukul 8. Sekolah dimulai pukul 8.30am. “jika memang Yeol ada di dalam, aku tidak bisa mengurus ini sendirian. Apa aku ada menyimpan nomer Ricky ya?.” Dan memang mujur, nomer ponsel Ricky tersimpan di ponselnya.
“yeobseo, Rick. Ini aku Shin Jae. Sekarang Yeol dalam bahaya. Kau harus membantuku.”
“apa noona? Pantas saja, sudah beberapa hari ini dia tidak pulang. Untung saja aku memiliki alasan setiap eomma menanyai hyung. Kau dimana noona? Tapi hari ini aku aku ada ulangan matematika.”
“jangan dipikirkan. Siwon seongsangnim guru matematikamu? Aku bisa jamin nilaimu Rick. Sekarang aku membutuhkanmu, juga jangan lupa membawa bekal makanan untuk 4 orang dan alat-alat pendukung yang menurutmu akan berguna untuk pembebasan Yeol dari ruang bawah tanah. Jika ada pertanyaan nanti saja.Temui aku di pertigaan sebelum ke sekolah. Arra?.”
“ne. aku akan bergegas.”
Dari balik pohon besar yang berada di seberang rumah Kris, Shin Jae mengintai. Sungguh membosankan. Dia menelfon Siwon seongsangnim untuk mengizinkan Ricky dan dia agar bebas hari ini.  Setelah bertemu Ricky, Shin Jae mengajak Ricky ketempat dimana dia sedari tadi mengintai, sekarang terlihat mobil Kris seongsangnim sedang di parkir. Suho dan Kris memasuki mobil itu dan perlahan mulai meninggalkan pekarangan rumah bergaya eropa ini. Detective jadi-jadian ini terus merunduk di balik semak-semak sampai dirasa aman barulah mereka keluar dan memasuki pekarangan rumah Kris. Pintu gerbang yang otomatis tertutup ini bersisa sedikit lagi, untungnya badan mereka tidak terlalu besar jadi bisa menyelinap.
“noona. Sekarang kita harus lewat mana? Rumah ini besar sekali.” Baru saja Ricky bertanya, ponsel Shin Jae berbunyi. Siwon seongsangnim menelfon.
“dia bilang ponselku telah dijadikan gps sebagai pelacak dimana posisi kita. Ponselmu juga bisa, nyalakan mode gps mu agar mudah dilacak. Jadi saat kita berpencar kau  tidak perlu khawatir tersesat. Tunggu aba-aba dari Siwon Seongsangnim.”
“sebenarnya ini ada apa? Sungguh aku tidak paham.”
“nanti sambil berjalan aku akan menceritakannya. Sekarang lewat sini. Hati-hati kepalamu.”
“awww..”
“ha kan sudah aku bilang hati-hati kepalamu-_- .”
Sambil terus berjalan mengikuti arahan dari Siwon, Shin Jae menjelaskan apa yang dia tahu kepada Ricky. “aku menjadi detective sekarang? Ini luar biasa noona.”
***

Jumat, 12 April 2013

60 SECOND [CHAPTER 2]


Title                 : 60 second
Author             : Shinjae
 Main Cast      :  JiSeok (Chanyeol), ShinJae, Ricky.
Other Cast      :  Park Jung soo as Shin Jae’s father, Siwon, Kris.
Genre              : Mistery,Fantasy
Leght               : Chapter

Pagi-pagi sekali Yeol sudah berangkat ke rumah Shin Jae menggunakan sepedanya, mereka berdua sepakat  ke sekolah bersama selanjutnya menemui guru yang bisa dipercaya.
“kau tau guru siapa yang akan kita adukan dengan masalah ini shin?.”
“aku sudah tau, jadi sekarang kayuh sepedamu lebih kencang dan jangan terlalu banyak bertanya masalah ini.”
Sesampainya di parkiran sekolah, Yeol mengunci sepedanya ke sebuah tiang. Shin Jae berjalan duluan di depan, Yeol menyusul sambil berlari kecil. Di pojok pintu masuk, tanpa mereka sadari ada yang mengintai mereka. Dilihatnya Yeol sesekali menggoda Shin Jae. “dia sudah normal kembali. Sial!.” Katanya lalu pergi.
“siapa yang kita temui? Ha?.” Kata Yeol sambil menyentuh pipi Shin Jae
“ya! Jangan banyak bicara dan ikut saja, sekali lagi kau menyentuh pipiku. Kuhajar kau!.”
“kau ini galak sekali. Baiklah.”
Yeol terus mengikuti kemana Shin Jae berjalan, walau agak kesal karena tidak bisa lagi menganggu Shin Jae. Tiba-tiba langkah mereka terhenti, Yeol yang tidak menyadarinya menabrak tubuh mungil dari Shin Jae, Shin Jae menatap sinis diikuti tundukan kepala dari Yeol. “seongsangnim, aku dan Yeol punya sesuatu yang rahasia. Kurasa kami berdua tidak mampu untuk memecahkan rahasia ini. Kau bisa membantu kami Siwon ahjussi?.”
Mendengar kata “rahasia” Siwon langsung mendorong anak-anak ini masuk ke ruangannya. Tanpa disangka, ruangan Siwon luas penuh dengan rak buku di setiap sudut ruangannya. Cepat-cepat pintu ruangan itu di tutup olehnya, kelihatannya dia takut sekali jika ada orang selain dia. “tunggu sebentar.” Katanya sambil menekan sebuah tombol yang ada di belakang salah satu buku lalu perlahan rak buku di dekat mejanya yang terletak di kiri ruangan ini bergeser sehingga terlihat lubang menganga di dalamnya, mata kedua anak ini membulat sempurna jika Siwon melihatnya mungkin dia akan tertawa Karena saat itu mereka lucu sekali. Siwon memerintahkan keduanya masuk ke dalam lubang itu namun sebelumnya dia telah menyalakan lampunya, setelah masuk ke dalam bilik ruangan itu, Siwon menekan tombol merah dekat rak buku. “ini luar biasa!.” Ungkap keduanya serempak. “hahaha sudahlah, jangan terlalu mengaguminya, ikut aku sekarang.” Kedua anak ini di bawa masuk ke dalam dan lebih dalam dari sekolah itu, sesekali jalannannya menikung tajam lalu agak turun sedikit dan sampailah mereka di sebuah pintu yang cukup besar seperti pintu-pintu kastil.  Kelihatannya berat sekali namun pada kenyataannya pintu ini begitu mudah dibuka dan di geser agar terbuka, ketika pintu terbuka di dalam sudah hadir seseorang. Yang dikenal lekat oleh Shin Jae. “Appa!.” Yeol yang sedari tadi bengong karena masih terkagum-kagum dibuat makin bengong dan tidak mengerti ada apa sebenarnya.
“kalian, tidak kusangka. Siwon-ssi aku tidak menyangka ternyata anakku yang kau jadikan agen rahasia?.”
“mian hyung, ini karena memang anakmu cocok sekali.”
Melihat wajah bingung kedua anak ini, Siwon mencoba menjelaskan.
“baiklah, aku tau kalian bingung.”
“ya, sangat bingung!.” Kata Yeol
“pertama maafkan aku Shin Jae-ah, karena aku kau jadi ikut terlibat. Aku adalah agen rahasia republic korea. Saat ini aku sedang menjalankan misi, sama dengan ayahmu Shin Jae. Kris adalah seorang professor, dia selalu ada ide baru untuk menghancurkan generasi terbaik korea. Tapi kami belum bisa menangkapnya karena belum ada tuduhan yang benar. Entah apa penemuannya sekarang, dan hal itulah yang kami sedang cari.”
“tunggu, jadi appa adalah seorang detective? Kenapa tidak katakan dari dulu!.”
“tidak sempat untuk menceritakan, tapi bisakah kalian berdua merahasiakan bahwa kami agen rahasia?.” Kata Jung soo
“ne, ahjussi.” Kata Yeol yang diikuti anggukan oleh Shin Jae. “sekarang, rahasia apa yang kau punya? Aku sudah menduga bahwa kau akan menemukan lebih cepat dari aku.” Kata Siwon, dengan  wajah berseri Shin Jae mulai menceritakan bagaimana Yeol bisa terbebas dari hal semacam hipnotis sampai buku yang menjadi biang keladinya.
Jung soo mengambil buku yang dimaksud. “baiklah akan aku teliti dulu. Cepat kembalikan anak-anak ini Siwonssi. Jangan sampai timbul kecurigaan dari Kris.” Siwon hanya mengangguk dan menuntun kami keluar. Berbeda dengan jalan masuk tadi, jalan keluar ini tidak terlalu berbelit-belit hanya jalan sedikit ke kiri dari pintu kastil itu dan ya kita sudah ada di luar, tepatnya di taman sekolah depan ruang laboratorium, Siwon ahjussi menyuruh mereka pergi sedangkan dia masuk lagi ke dalam terowongan itu.
“hebat sekali, sudah hamper 2 tahun aku di sekolah ini dan aku baru menyadari disini ada terowongan. Ini tempat sembunyi yang sempurna.” Kata Shin Jae sambil membersihkan bajunya. Yeol terlihat sedang mengintip ke dalam ruangan lab.
“yeol, apa yang kau..” mulut Shin Jae di bekap Yeol lalu Yeol menariknya agar duduk dan tak bersuara. Seseorang di dalam lab menoleh mencari sumber keributan, tapi dia tidak menemukan apa-apa dan melanjutkan penelitiannya. “ssstt… kau ini rebut sekali, lihatlah itu Kris seongsangnim.” “tapi kau tidak perlu melakukan itu tadi, nyaris mati aku!.” “aish~ baiklah maafkan aku. Kira-kira apa yang dibuat. Eh itu Suho! Ha! Mau kemana mereka? Ayo kita ikuti.” Yeol menarik tangan Shin Jae dan membawanya berlari sambil terus mengendap-endap. “ini terlalu berisiko Yeol! Kita laporkan saja ini pada appaku dan siwon ahjussi.” Usul Shinjae tidak di gubris sama sekali. Kris dan Suho terlihat berjalan beriringan ke dalam kelas super normal. Yeol dan Shin jae pura-pura mendengarkan Kris berbicara. “kelas hari ini saya tiadakan. Silakan pulang ke rumah kalian masing-masing. Chanyeol.”
Dengan ucapan yang terbata “Ne seongsangnim?.”  “kau dan Suho bantu aku di lab ne. lalu setelah itu aku akan mengantar kalian pulang.” “tapi, seongsangnim. Aku sudah berjanji akan pulang bersama Shin Jae lalu aku juga membawa sepeda.”
“suru saja Shin Jae yang membawa sepedamu pulang. Tidak apa-apa kan Shin Jae-ah?.”
Yeol menatap penuh harap kepada Shin Jae tapi Shin Jae menyetujui perkataan Kris. Sebelum kelas benar-benar bubar, tangan Shin Jae ditarik paksa oleh Yeol, “kau ini kenapa menyetujui perkataanya!.” “kau ini bodoh! Kau kan bisa mengetahui apa yang di buat dan itu adalah hal yang penting. Tadi Siwon ahjussi memberikan alat komunikasi dua arah ini, pasang di telingamu. Lihat, ini terlihat seperti earphone kan? Hahha, gunakan ini untuk menghubungiku. Arraseo! Di alat komunikasi ini juga di pasang alat pelacak, jadi kau jangan khawatir. Sudah pergi sana. Suho menunggumu di depan kelas.”
“tapi…”
“jangan tapi tapian, berangkat saja!.”
***
“kau bisa mendengar suaraku Yeol?.”
“ne, kertas yang aku pegang berisi banyak rumus-rumus yang aku tidak paham.”
“sudah, kau teruskan saja.”
Di seberang  sana, Yeol terlihat kesusahan. “ya! Kembalikan!.”
Itulah kata-kata terakhir Yeol yang di dengar Shin Jae. Pintu laboratorium tertutup rapat begitu pula jendela dan korden ruangan itu. Sepertinya alat komunikasinya diambil sekaligus di rusak oleh seseorang. Shin Jae menggedor kaca jendela dan pintu namun tidak ada jawaban dari dalam. Shin Jae mengeluarkan ponselnya, “Appa! Yeol! Dia dalam kesusahan! Bisakah kau mendobrak pintu lab ini?.” Tak lama berselang, Siwon dan Jung soo sudah datang. “kau yakin mereka masuk disini? Baiklah.” Siwon mencoba mendobrak pintu itu
“ini semua salahku! Jika saja tadi aku tidak membiarkan Yeol pergi.”
“sudah jangan menyalahkan dirimu. Ini salah Appa karena melibatkanmu.” Kata Jungsoo memeluk anaknya hangat. “sedikit lagi! Drak!!.” Hentakan keduanya membuat pntu itu benar-benar rusak dan yang kita lihat, Kosong!.
“kemana mereka? Yeol kau dimana? Appa ini alat komunikasi yang aku berikan padanya sebelum pergi.”
Kemanakah Yeol menghilang? Bagaimana mereka menemukannya? Tunggu di Chapther selanjutnya ^^ kkkk~

Rabu, 10 April 2013

60 SECOND [CHAPTER 1]


FanFiction ini murni dari otak Author! dilarang mencopy paste! jangan jadi plagiat please^^~ walaupun FFnya gak sebagus yang udah mahir, tapi apa salahnya mencoba. Mian castnya sama sekali tidak ada anak BAPnya. lagi diumpetin dulu hehe. don't be silent readers ne ^^ typo dsb. itu tolong dimaafkan namanya juga manusia~ check this out!

Title                 : 60 second
Author            : Shinjae
 Main Cast      :  JiSeok (Chanyeol), ShinJae, Ricky.
Other Cast      :  Park Jung soo as Shin Jae’s father, Siwon, Kris.
Genre              : Mistery,Fantasy
Leght               : Chapter
 Prolog
Berawal dari pertemanan dimasa kecil dan terbawa hingga umur mereka menginjak 17 tahun. Di sebuah tempat penampungan lebih tepatnya dikatakan panti asuhan. Telah tumbuh bersama kedua sahabat yang tak terpisahkan, Jiseok dan Shin Jae. Mereka terlihat sanagat bahagia ketika bersama. Sampai suatu saat, keduanya terpisah, Dikarenakan Shin Jae sudah menemukan orang tua yang mau mengasuhnya.
“hai.” Sapa seorang laki-laki tampan, tinggi dan kelihatannya begitu berwibawa.
Shin Jae awalnya tidak ingin bertemu, “ayolah nak, dia adalah ayahmu.” Kata Suster Daisy. Saat itu umur Shin Jae masih 4 tahun. Sama dengan Jiseok. Sebagai bentu perpisahan, Jiseok yang belum mendapatkan orang tua asuh memberikan Shin Jae sebuah kalung buatannya sendiri. Terlihat lucu, liontinnya seperti botol di dalamnya terisi pasir pantai yang halus dan manik-manik berwarna biru karena Shin Jae suka warna biru.
“ini, jangan lupakan aku Shin Jae-ah. Aku berharap kita bisa bertemu lagi.” Katanya sambil mengalungkan kalung itu ke leher Shin Jae.
“Jiseok-ah, Gomawo. Maaf aku tidak bisa memberimu hal yang sama. Ini, ambilah gelangku.”
“tapi itukan gelang kesayanganmu. Aku tidak mau mengambilnya.”
Suara klakson mobil menandakan Shin Jae harus cepat menyusul ayah barunya. Tanpa berkata terlalu banyak, Shin Jae memakaikan gelangnya ke tangan Jiseok. Sungguh perpisahan anak 4 tahun yang dramatis. Sambil terus melambaikan tangan, Jiseok terus mengejar mobil Shin Jae yang semakin lama semakin menjauh. “Jaga Kalung itu Shin Jae!!!.”
***
Shin Jae terus mengingat kejadian terakhir itu padahal sudah 12 tahun berlalu.
“Dimana Jiseok sekarang. Apa dia masih di panti, ah! Aku merindukan suster Daisy.” Pikirnya.
“YA!!Shinjae-ssi.. Shinjae-ssi..”
Lamunan Shin Jae buyar,  “setelah pelajaranku, kau keruanganku mengerti!!.”
Lagi-lagi Shin Jae harus menerima hukuman dari Siwon seongsangnim, dia adalah guru Matematika sekaligus wali kelas Shin Jae. “dari 30 siswa di kelas, kenapa hanya kau yang tidak minat dengan pelajaranku. Kenapa setiap pelajaranku kau selalu melihat keluar jendela dan memulai ritualmu?.”
“ah, seongsangnim berlebihan aku tidak melakukan ritual apa-apa.”
“maksud bapak kau mulai menghayalkan sesuatu. Aigo~ appamu menitipkanmu padaku, tapi kau malah seperti ini. Baiklah, sekarang pilih. Kau mau di hukum atau menuruti permintaanku.”
“ahjussi aku tidak mau di hukum! Tolonglah~.”
“kau ini jangan memanggilku ahjussi. Hah, sudahlah sungguh percuma berbicara denganmu. Permintaanku, seminggu ke depan dan seterusnya kau akan aku pindahkan ke kelas anak-anak yang terlalu normal. Aku rasa kau akan bisa jelas menerima pelajaran.”
“apa?! Tidak! Itu lebih parah! Aku minta di hukum saja.”
“tidak bisa diganti. Keputusanku sudah bulat. Kau harus lebih serius! Sebentar lagi kau akan aku ikutkan dalam lomba antar sekolah. Jangan protes dan lakukan saja. Kau boleh kembali.”
Dengan langkah malas, Shin Jae berjalan di koridor menuju kelasnya. Tapi, ia teringat dengan kata Siwon ahjussi kemudian dia memutar arah menuju kelas normal. Kenapa kelas normal? Bahkan ada yang menyebutnya terlalu normal. “aku akan sekelas dengan mereka. Aigo~ lihat mereka. Belajar pun tidak ada suara yang terucap. Semua terlalu serius! Aku tidak akan betah berlama-lama di kelas ini. Kelas ini bagai neraka bagiku.”
“hey, kenapa mengintip. Kenapa tidak masuk saja.” namja dengan senyum yang manis dan mata yang bersinar mengagetkan Shin Jae. “ah tidak ada, aku permisi ya.” Namja yang di tinggalnya hanya mengaruk kepala yang sama sekali tidak gatal dan masuk ke dalam kelas “normal” itu.
***
“appa! Kau tau Siwon ahjussi menghukumku hari ini. Ini bahkan lebih parah.” Kata ShinJae sambil memasukkan suapan roti pertamanya. “benarkah? Kan sudah appa katakan perhatikan dia saat mengajar. Kali ini hukumanmu apa lagi?.” “aku dimasukan ke kalas kumpulan anak pintar appa. Itu sungguh membuatku frustasi.” “itu bagus kan? Kau jadi bisa belajar banyak. Sudah jangan mengeluh terus. Cepat habiskan makananmu. Kita berangkat.”
-
“Siwon-ssi, terima kasih kau telah mengajarkan anakku. Anakku ku serahkan padamu.”
“ne, hyung. Anakmu akan berubah. Aku jamin.”
“baiklah aku pergi dulu.” Siwon membungkuk kearah hyungnya yang mulai menjauh dengan mobilnya. Shin Jae sudah berada di gerbang sekolah dengan senyuman khas Siwon berjalan mendekati Shin Jae dan mengajaknya untuk masuk di kelas super normal. “perbedaan akan Nampak nyata Shin Jae. Tidak seperti di kelasmu sebelumnya. Kuharap kau bahagia. Nice day hahhaha.”
Siwon tertawa dan itu kelihatan sekali meledek anak didiknya, dengan berani Shin Jae membuka pintu kelas yang hampir tak pernah sekali pun terlihat terbuka.
“oh, kau anak baru yang akan mengikuti kelasku? Kemari dan perkenalkan dirimu.”
Semua mata yang seharusnya menoleh ke arahnya karena dia orang baru tidak di temukan disini. Mata murid disini seperti sudah terprogram untuk melihat buku setiap harinya. Dengan perasaan jengkel tak karuan Shin Jae memperkenalkan namanya. “annyeonghaseyo, Park Shin Jae imnida. Aku dari kelas 2-C mohon bantuannya.”
Ya, sama sekali tidak ada respon berarti seperti yang diharapkan. “kau duduk di bangku kosong di belakang sana. Sekarang kita lanjutkan.”
Tanpa disadari oleh Shin Jae ada seseorang di kelas itu yang kaget mendengar namanya, dia duduk persis di sebelah Shin Jae, ketika Shin Jae mendekat dia hanya menoleh sedikit kearahnya lalu memfokuskan matanya ke buku namun pikirannya tertuju pada Shin Jae.
“kelas ini menyebalkan, istirahat nanti aku akan menemui siwon ahjussi.” Pikir Shinjae
-
“seongsangnim!! Tunggu! Aku ingin bicara. Kelas macam apa yang aku masuki pagi ini. Gurunya begitu dingin anak muridnya seperti robot yang hanya terfokus dengan buku di depannya. Tak ada satu pun dari 19 orang itu menyapaku. Aku minta kau memindahkanku lagi di kelas asliku. Aku muak!.”
“kau ini tidak memberi kesempatanku berbicara. Sengaja aku memasukkanmu ke kelas itu karena ayahmu yang memintaku. Sebentar lagi ayahmu akan terlalu sibuk. Dia minta agar aku terus menyibukkanmu. Agar kau tidak kesepian.”
“tapi itu sama sekali tidak ada hubungannya. Ya! ahjussi kau kira aku tidak kesepian disana?! Kau gila! Aku bagaikan  patung disana! Benar- benar menjadi patung!.” Tanpa mau mendengar perkataan seongsangnimnya atau lebih tepatnya pamannya Shin Jae pergi ke kelas dahulunya. Disana ia langsung di serbu pertanyaan-pertanyaan yang ya you know la~.
Pukul 01.00 PM kelas biasa sudah pulang kecuali kelas normal, kelas ini dilakukan hingga sore hari 05.00 PM. Shin Jae hapir gila di buatnya. Kelas itu seperti dihuni oleh zombie. Dia mengenal wajah namja yang kemarin memergokinya sedang mengintip ke dalam, Shin Jae mencoba mengajaknya mengobrol namun tidak bisa. Shin Jae mengacak-acak rambutnya menunjukan kalau dia benar-benar frustasi dengan keadaan. Siwon yang melihat lewat celah kecil pintu bagian belakang kelas ini tersenyum kecut namun tetap terlihat lucu “kau akan memberi warna di kelas ini Shin Jae. Kau lah orang yang tepat untuk mengembalikan program otak anak-anak ini agar normal seperti kebanyakan remaja.” Katanya lalu menutup kembali pintu itu. Pukul 05.00 PM dengan langkah seribu Shinjae meninggalkan tempat yang di sebutnya neraka itu. Namun sial, dia belum di jemput oleh appanya.
“aish appa! Aku tidak mau berlama-lama di sekolah ini. Aku ingin pulang.” Satu persatu murid yang sekelas dengannya tadi di jemput orang tua mereka. Tersisa namja yang memiliki senyum malaikat dan satu lagi namja yang duduk di sebelah kiri Shin Jae. Ponsel Shin Jae berbunyi “yeobseo, appa kau dimana? Aku sudah selesai. Mwo? Kenapa mendadak. Baiklah appa aku pulang naik bus saja. Hati-hati di jalan.”
Tiba-tiba namja yang duduk di sebelahnya mendekat dan mengulurkan tangan “siapa namamu tadi?.”  Ah tidak buruk juga akhirnya ada yang berniat berkenalan dengannya. “aku Shin Jae, Park Shin Jae, kau?.” Dengan agak terbata “Park Chanyeol imnida. Kau mau pulang naik bus?.” “ne, appa ku tidak bisa menjemputku, karena tiba-tiba saja dia sudah ada di Hawai untuk bisnis barunya. Kau juga mau pulang naik bus?.”
“ne, bagaimana kalau barengan saja?.” “ya boleh juga.” “Suho apa kau mau ikut pulang denganku naik bus?.” “tidak, itu ayahku datang. Aku duluan ya, kalian hati-hati.”
***
Sudah semiggu berjalan, kelas itu sudah terlihat perubahannya. Anak-anak itu jadi bisa bersosialisasi antar murid dan mulai bisa menghargai pendapat satu dan lainnya. Wajah Kris seongsangnim sedikit agak aneh, rupanya dia kurang tidur.
Rapat Guru
“kan sudah aku katakan, anak itu mampu mengubah pandangan seseorang. Dia ajaib.”Siwon mengatakannya dengan lantang dan bangga
“aku tidak salah memilihmu untuk mencari anak yang bisa membuat mereka normal seperti anak remaja biasanya.” Ujar Lee Sooman selaku Kepala sekolah SMA Shinwa
“aku akan segera memecat Wu Yi Fan. Aku tau sebenarya dia punya maksud terselubung di samping menjadi guru. Sudah berapa murid pintar kita menghilang tanpa jejak. Aku mencurigai, dialah pelakunya.” Tambah Lee Sooman.
Semua guru yang hadir di rapat itu kecuali Wu Yi Fan atau biasa di panggil Kris menyetujui pendapat Lee Sooman. Semenjak ada Kris di sekolah ini, seolah control dari otak anak-anak terpilih itu di program sehingga terlihat seperti robot dan hanya mau mengikuti perintahnya saja. Namun, berbeda dengan Shin Jae dia sama sekali tidak terpengaruh karena yang kita tau otaknya tidak mau berpusat pada satu objek. Dia selalu memikirkan hal-hal lain dan tidak pernah focus di pelajaran jadi dia memang tepat di masukkan di kelas itu dan memang terbukti dia berhasil. Sebagian dari mereka sudah bisa tertawa lepas dan menceritkan penglamanan pribadinya dan banyak perubahan yang begitu siknifikan dari mereka.
“aduh dimana aku menaruhnya?.” Kata Shin Jae sambil merangkak ke setiap sudut kelas. Chanyeol yang baru masuk terlihat bingung, setelah menaruh tasnya di bangkunya dia ikut merangkak “Shin Jae-ah, kau mencari apa?.” “ah, kau. Kenapa kalian hobi sekali mengagetkanku? Setidaknya jika datang berikan salam atau apa. Dasar! Aku sedang mencari kalungku.” Mata Chanyeol membulat “apa dia masih menyimpannya?.” Pikirnya. Setelah 5 menit karena bantuan Chanyeol kalung itu bisa di temukan. Dengan senyum yang terpasang di wajahnya Chanyeol kembali duduk dan membuka buku sejarahnya. Tak disangka buku yang sedang dibaca olehnya ditutup paksa oleh Shin Jae. “kau bisa tidak kalau tidak membukannya sekali saja? Aku muak melihatmu dan teman-temanmu membuka buku aneh itu setiap hari. Kenapa hanya pelajaran sejarah yang kalian baca setiap pagi apa istimewanya? Ah sudah, aku tidak perlu penjelasanmu nanti bakal lama. Kau akan aku traktir eskrim. Tidak boleh menolak.” Shin Jae menarik tangan Chanyeol dan memulai acara bolos mereka pagi itu. “aku tidak yakin Shin Jae. Ayo kita balik saja, aku takut Kris seongsangnim marah.” Tidak dengar atau sengaja tidak mau dengar Shin Jae terus menyelinap dan memegang tangan Chanyeol. Dan akhirnya mereka berhasil keluar, sebenarnya Siwon melihat ulah mereka namun tidak digubris karena itulah tujuan dari Siwon. Dia ingin agar Shin Jae mengubah watak dari murid kelas super normal. Yang diketahui Siwon adalah sebenarnya Kris adalah professor yang sedang menguji coba percobaannya. Namun Siwon belum tau jelas apa penelitian Kris itu.
“Yeol, pakai ini. Dan tunggu aku disini.” Shin Jae memberikan jaket dan masker penutup wajah. Shin Jae menghilang sebentar dan keluar lagi namun dengan tampilan berbeda, seperti dia sudah merencanakan matang-matang untuk hari ini. “sudah jangan bengong, ayo cepat. Kita tidak punya banyak waktu. Sekarang kita makan es krim dulu.”
Setelah selesai makan es krim mereka menyewa sepeda dan mengelilingi Busan sampai sore hari. Mereka sudah seperti orang kencan saja, Chanyeol tidak henti-henti tersenyum. Entah mengapa, sudah lama sekali dia tidak sebahagia ini. “Gomawo.” Kata singkat dan penuh makna bagi Shin Jae. Shin Jae merasakan kalau dia seperti sudah mengenal lama Chanyeol.  Sampai detik ini Shin jae belum tau bahwa Chanyeol adalah Jiseok, teman masa kecilnya di panti dulu. Bukannya Chanyeol tidak ingin mengatakkannya dari awal, dia hanya tidak berani mengatakkannya. “Yeol, apa ada yang mau kau bicarakan denganku?.” Kata Shin Jae seolah dapat membaca pikiran Yeol. “aniyo. Tidak ada. Sudah waktunya kita pulang.” “jangan berbohong, katakanlah sekarang.” “aku tidak berbohong. Ayolah kita pulang.”
***
“ah, bodoh!! Kenapa aku tidak mau mengatakannya tadi! Sial!.” Umpat Chanyeol pada dirinya.
“Hyung! Kau kenapa?.” Kata Ricky yang masuk tiba-tiba ke dalam kamar Yeol.
“kau ini ! kenapa masuk sembarangan.”
“kau juga kenapa? Biasanya aku masuk sembarangan tanpa menyapamu saja tidak apa-apa. Kau ini aneh hyung. Tadi Kris seongsangnim menelfon.”
“ha? Lalu siapa yang menjawab telefonnya?.”
“syukurnya aku hyung. Kau ini kenapa membolos! Kau aneh! Tidak biasanya.”
“tidak penting! Lalu apa yang kau katakan?.”
“aish~ aku katakana saja kalau kau sedang demam. Jadi tidak bisa hadir. Kau kemana hyung? Kau ini biasanya selalu rajin. Oh iya mana buku yang selalu kau baca setiap aku masuk? Sedari kau pulang tadi aku tidak melihat kau membacanya bahkan membukanya pun tidak.”
“Rick.” Chanyeol seperti menyadari sesuatu yang harusnya dia menyadarinya sedari dulu. Ricky yang sedang mendribel bola basket hyungnya tertegun sejenak melihat hyungnya “ya! Ada apa hyung? Kau ini memanggilku lalu begitu saja terhenti!.” Katanya mendribel bola. “kemarikan bola itu! Kau katakan aku selalu membaca buku?.”
“ne? wae? Apa ada yang salah?.” “kau tidak bohong? Buku apa yang aku baca?.”
“kau ini aneh hyung. Sudah aku turun dulu.” Pergelangan tangan Ricky ditarik masuk lagi oleh Chanyeol. Yeol membentang semua buku-buku pelajarannya. Ricky menggelengkan kepala, “tidak! Bukan semua ini. Kau, kalau tidak salah membaca buku sejarah.” Setelah mendengar kata Ricky ia mengingat kejadian tadi pagi. Yeol turun ke bawah dan mengayuh sepedanya menuju rumah Shin Jae.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, Yeol sampai di rumah Shin Jae.
“ada apa kau malam-malam kemari? Kau tau ini jam berapa? Tidak seharusnya kau keluar jam segini.”
“kau juga kenapa belum tidur. Boleh aku masuk?.”
“ya tentu. Kau mau membicarakan apa? Sepertinya penting sekali.”
Yeol menggenggam tangan Shin Jae, Shin Jae yang bingung berusaha melepaskannya tapi karena tenanga Yeol lebih kuat Shin Jae tidak bisa banyak mengelak. “aku menemukkanmu Shin Jae-ah.” Katanya sambil mengeluarkan gelang bermata kerang berwarna biru itu. Shin Jae tidak bisa berkata-kata lagi, ia langsung menghambur memeluk Chanyeol. “Jiseok! Aku merindukanmu. Kenapa kau tidak katakan dari awal.” Katanya sambil menangis.
“ya, ulljima Shin jae-ah. Aku disini, dan aku juga merindukkanmu. Sejak kau masuk dan bergabung dengan kelasku aku menyadari kalau kau adalah Shin jae teman masa kecilku tapi aku tidak berani karena belum pasti dan belum ada  bukti. Tadi pagi aku sudah bisa memastikkannya.”
“lalu? Apa hanya itu yang mau  kau sampaikan? Kurasa tidak.”
“iya, bukan hanya itu tujuanku kemari. Kurasa aku sudah tidak dikendalikan lagi oleh Kris seongsangnim.”
“apa maksudmu?.” Shin Jae mengatur posisi duduknya agar nyaman.
“Kris kurasa dia bukan guru biasa. Kau kan tau setiap pagi kami tidak pernah berhenti membuka buku sejarah?.”
Shinjae hanya mengangguk dan terus focus menatap Yeol
“kau jangan terlalu melihatku seperti itu, aku jadi malu.”
“ah, baiklah. Kau ini! Ayo cepat lanjutkan.”
“bukan hanya di sekolah secara tidak sadar aku juga membaca buku sejarah itu di rumah. Kau tidak pernah membuka buku itu?.”
“tidak. Kau seperti baru mengenalku seminggu saja. Bukankah dari kecil aku tidak mau melakukan apa yang aku tidak suka kecuali terpaksa? Dan membaca pelajaran sejarah adalah yang paling aku benci. Sekalipun di paksa aku tidak akan mau. Memangnya ada misteri apa di balik buku sejarah itu?.”
“tidak, hanya saja firasatku mengatakan jika buku sejarah itu ada control jarak jauh. Siapa pun yang membacanya akan terpengaruh dengan sugesti si pencipta.”
“jadi maksudmu ini lebih tepatnya buku pengontrol otak, semacam hipnotis? Wah ini luar biasa! Sebentar aku akan ambil buku itu, memang isinya seperti apa hingga kalian bisa seperti robot. Ahahhaa.”
“cih, dia masih sempat tertawa. Apa dia mengatakan kami robot-_-.”
Shin jae turun dengan memeluk buku sejarah yang di berikan ke setiap anak di kelas super normal. “ini bukunya.”

“kuharap kau saja yang baca. Kau mana pernah bisa focus jadi kurasa kau akan aman.”
“kenapa harus aku! Sudah kubilang walaupun dipaksa bahkan diberi uang pun aku tidak akan mau!.”
“aku mohon~ ne? kau mau ya? Baik, awal pertemuan kami dengannya ia mengatakan buku sejarah ini harus di bawa setiap hari dan dibaca lalu dipahami dan harus tetap focus dengan apa yang yang tertulis disana. Jadi kau lakukanlah hal sebaliknya, jangan focus dengan semua itu walaupun judulnya ada yang menarik.”
Shin Jae membolak-balik halaman demi halaman, terlihat wajahnya yang mulai bosan. Ia membanting buku itu sekeras mungkin di lantai. “Brak!! Buku macam apa sih ini! Buku ini bertulis banyak tulisan aneh memang ada cara membacanya di bawah seperti sebuah kalimat mantra. Yah pokoknya! Sekali lagi kau menyuruhku membukanya, kau yang mati.”
“kau ini sabar sedikit. Sebaiknya kita melaporkan ini pada guru di sekolah.”
“benar juga, baik besok aku akan bicara pada Siwon ahjussi. Kau pulang saja sana. Jika lebih malam lagi aku tidak jamin keselamatanmu di jalan.”
“memang kenapa? Aku selama pulang malam tidak pernah ada hal aneh.”
“bukan seperti itu, nanti di depan gangku ini pasti para germo akan mengeluarkan kupu-kupu malam mereka. Kau masih di bawah umur! Jadi cepat pulang!.”
Yeol mengayuh sepedanya lebih cepat daripada saat dia datang tadi. Dipikiran keduanya “sebenarnya apa yang terjadi?.”
Yeol sudah berubah menjadi anak remaja yang memang sewajarnya semua ini berkat Shinjae. Bagaimana dengan teman yang lain? Dimanakah anak-anak yang hilang tanpa jejak itu? Bisakah mereka semua memecahkan misteri yang ada? Tunggu di part selanjutnya.

Kamis, 04 April 2013

xoxo

buat blogger setia~ kali aja ini bisa jadi obat rindu kali ya~~ hahaha sedikit #pictspam













Hiatus~~

Apa kalian semua tau arti daripada judul di atas? jika sudah tau selamat anda memang luar biasa(?) baik abaikan.
bagi yang belum mengetahuinya mari saya kasi suatu pencerahan, jadi Hiatus adalah "berhenti sementara dari sebuah kegiatan" kegiatan disini biasanya dilakukan secara rutin. jika disamakan dengan PNS ini mirip dengan cuti hahha. author Shin Jae beberapa hari lagi akan menjalani kewajibannya sebagai pelajar kelas ujung pada umumnya. jadi, mohon maaf jika tidak ada postingan  baru dan sebagainya. setelah Wamil(?) nanti Shin Jae akan kembali dengan segudang cerita yang akan di share, mungkin esok Shin Jae akan menulis kisahnya sebagai mahasiswa yang mengikuti ospek hahha. sekian ^^